TKB Total adalah nilai keberhasilan penyelesaian kewajiban pembiayaan dalam jangka waktu sampai dengan 90 hari sejak jatuh tempo dibandingkan dengan total nilai penyaluran pembiayaan yang berhasil disalurkan.
TKB90
TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak jatuh tempo.
TKB60
TKB60 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 60 (enam puluh) hari kalender terhitung sejak jatuh tempo
TKB30
TKB30 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak jatuh tempo
TKB0
TKB0 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 0 (nol) hari kalender terhitung sejak jatuh tempo
Rahasia Memulai Usaha Dengan Modal Kecil a la Kopi Sagaleh
28/06/2021 - 6 Min Read
Rahasia Memulai Usaha Dengan Modal Kecil a la Kopi Sagaleh
Menjadi seorang pebisnis atau entrepreneur bisa dibilang susah-susah gampang. Jika kamu ingin memulai usaha dengan modal kecil, salah satu yang harus dimiliki adalah adanya kemauannya untuk belajar. Khususnya belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan agar tak masuk di kesalahan yang sama. Hal itulah yang dilakukan oleh Dhyda Maryudha, salah satu owner dan founder kopi Sagaleh. Dhydha menceritakan awal memulai usaha yang dirintisnya itu bersama 6 orang yang merupakan anggota keluarganya. Usaha yang ia rintis ini diinspirasi dari usaha orang tua mereka yang membuka restoran Padang.
“Kopi Sagaleh itu adalah usaha 6 orang, saya dan istri, kakak kandung istri, kemudian sepupunya istri, adik-kakak dan suaminya yang seharusnya menjalankan usaha orang tua. Karena kita sebelumnya belum pernah usaha bareng, akhirnya kita terpikirkan untuk membuat usaha yang menyokong usaha orang tua,’ kata Dhydha saat menceritakan pengalaman usahanya dalam acara webinar yang diselenggarakan Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Jabodetabek dengan ALAMI yang bertajuk “Invest in Youth-Self” beberapa waktu lalu.
“Karena kita semua suka kopi dan untuk melengkapi usaha orang tua restoran Padang maka kita memulai usaha kopi aja,” lanjutnya.
Dhydha mengatakan membuka bisnis kopi Sagaleh yang berasal dari Bahasa Minang artinya “Segelas”, hanya bermodalkan Rp8 juta dibagi berenam. Modal yang terbilang sangat kecil bukan untuk bisnis rumahan. Usaha Kopi Sagaleh dimulai Dhydha bersama 5 orang lainnya berasal dari sebuah rumah yang ada di Jalan Petogogan 1 Gang 5, Jakarta Selatan.
“Jadi, pada saat pertama jualan Kopi Sagaleh hanya dijual secara online, karena keterbatasan modal. Awalnya ini adalah coffee to go. Karena kita berasal dari latar belakang yang berbeda ada kerja di bank, media, agency dunia kreatif yang mana teman-teman kita butuh disokong oleh kopi yang kuat. Ya sudah kita bikin coffee to go, bikin di rumah dengan modal yang kecil,” jelas Dhydha.
Dhydha mengaku dari 6 orang pendiri Kopi Sagaleh ini tidak ada pengalaman dan pengetahuan tentang kopi. Berangkat dari minimnya pengetahuan tentang kopi, Dhyda pun mulai belajar bagaimana cara meracik kopi yang benar-benar memiliki cita rasa.
“Kita kan awalnya cuma tahu kopi tubruk. Kopi yang cukup diseduh pakai air panas aja. Setelah dari situ kita belajar dari Youtube, bagaimana membuat kopi selain ditubruk, ada cara lainnya nggak sih?,” kata Dhydha.
Memulai Usaha Rumahan Manfaatkan Teknologi Digital
Dhydha mengetahui karena bisnis yang dirintis bersama keluarganya tidak datang dari modal yang besar, ia pun memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana untuk memasarkan produk-produk kopinya.
“Karena pada saat itu eranya ojol banget dan mulai berkembang, kita jualannya melalui digital, WhatsApp, Instagram ojek online untuk pengirimannya lalu ada Path sebagai jalur pemesanannya, ketika itu masih ada Path,” kata Dhydha.
Banyaknya pesanan yang masuk melalui platform-platform digital membuat usaha Kopi Sagaleh milik Dhydha dan keluarganya terus berkembang. Hanya butuh 4 bulan saja Kopi Sagaleh pindah dari usaha rumahan menjadi usaha kopi yang memiliki kedainya tersendiri. Hingga akhirnya saat ini Kopi Sagaleh memiliki kedai lainnya yang ada di Bintaro, Tangerang Selatan.
“Dan InsyaaAllah, kami akan buka 10 kedai selanjutnya di 2021,” kata Dhydha.
Rahasia Membangun Usaha Rumahan Ala Kopi Sagaleh
Dalam kesempatan webinar bersama FoSSEI Dhydha membagikan rahasia atau tipsnya bagaimana ia dan keluarganya yang lain dalam mengembangkan dan memulai usaha rumahan Kopi Sagaleh menjadi kopi yang memiliki cabang kedai di berbagai tempat.
1. Riset
Riset ini dilakukan agar produk yang akan dijual nantinya berbeda dengan brand atau merek lain. Di Kopi Sagaleh, Dhydha harus melakukan riset mengenai biji kopi yang dipilih sebagai bahan baku, kemudian bahan-bahan penunjang lainnya dalam meracik kopi.
“Pada saat kita bikin kita coba kasih ke taman-teman, feedbacknya seperti apa, suka atau nggak kita ulang terus seperti itu sampai kita dapat racikan yang pas,” jelas Dhydha.
2. Unique Selling Point
Tips selanjutnya adalah unique selling point produk yang akan dijual. Hal ini akan menjadi pembeda dengan produk lain. Jangan sampai produk yang akan dijual sama persis dengan produk lain. Menurut Dhydha, banyak di antara para pebisnis pemula yang tak ingin repot memikirkan diferensiasi produknya.
“Karena kalau produk kita sama plek ketiplek dengan yang lain, sementara yang lain memiliki kekuatan dalam branding, maka produk yang kita miliki tidak akan muncul,” ungkapannya.
Dhydha menceritakan perbedaan yang dimiliki Kopi Sagaleh adalah kopinya yang strong, gulanya dimasak sendiri menggunakan gula jawa buka gula aren, serta ada ramuan rempah-rempah warisan dari orang tua.
“Ada gula yang dimiliki Kopi Sagaleh yang tidak dimiliki oleh kopi-kopi yang lain,” ungkapnya.
3. Pricing
Pricing ini penting khususnya dalam pemilihan bahan baku. Dhydha menyarankan agar pricing harus disesuaikan dengan bahan baku produk yang akan dijual. Harga bahan baku terlalu mahal dengan pricing yang sangat rendah.
“Oke misalnya pricing mau di harga yang murah, tapi jangan sampai bahan baku yang digunakan cuma untung 10%, itu akan susah. Susah untuk diskon, susah untuk mengembangkannya lagi,” terang Dhydha.
4. Tempat
Meskipun pada awalnya Kopi Sagaleh hanya memanfaatkan aplikasi ojek online untuk pengiriman, tapi seiring berkembangnya usaha tempat adalah salah satu yang harus dipikirkan. Diusahakan cari tempat yang mudah terjamah dan diketahui oleh orang lain.
5. Marketing Tools yang Tepat
Di era digital seperti saat ini jualan sangat dimudahkan sekali. Untuk mengiklankan barang kita, tidak perlu membayar ke media massa seperti TV atau koran untuk memasang iklan.
Cukup dengan media sosial agar orang mengetahuinya. Namun selain media sosial dan digital ada hal lain dalam marketing tools yang harus diperhatikan, yakni packaging atau pengemasan.
“Era sekarang adalah selaku customer, kalau packaging-nya bagus pasti tergiur untuk beli dong,” ungkapnya.
Kemudian marketing tools lainnya yang tak kalah penting adalah relation. Orang-orang terdekat seperti teman, rekan kerja, keluarga atau kolega adalah pasar atau market pertama untuk mengenalkan produk-produk kita.
“Dari teman-teman bisa minta tolong di-boost atau dipromosikan,” kata Dhydha.
6. Inovasi
Dalam usaha atau berbisnis, pasti ada titik jenuh yang dirasakan oleh para customer. Mereka pasti menginginkan sesuatu yang baru dari produk kita. Jika produk yang akan dijual tidak memiliki sesuatu yang otentik, maka haruslah ada inovasi agar menjadi selling pointnya.
Mau mengikuti jejak Dhydha sebagai pengusaha sukses? Tapi belum percaya diri dengan modal yang kamu punya? Nah, saatnya kumpulkan modal kamu dulu untuk usaha bersama ALAMI. Kembangkan keuanganmu bersama ALAMI, sehingga nanti pada saatnya dana untuk modal usahamu akan terkumpul.
ALAMI sebagai platform P2P Lending terbaik yang berbasis syariah dengan akad wakalah bil ujrah memberikanmu imbal hasil setara 14% per tahun. Dengan mitigasi risiko yang jelas yang telah disebutkan diatas, ALAMI memiliki teknologi untuk menganalisis ratusan data untuk menghasilkan pendanaan yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang baik. ALAMI dapat diakses melalui mobile apps yang bisa didownload di
Untuk info lengkapnya atau memulai pendanaan kamu bisa klik di sini!
Naik Turun dalam Usaha
Sebagai seorang entrepreneur tentunya Dhyda sudah mengalami makan asam garamnya dunia usaha. Bahkan ia pernah berada di titik terendah selama hidupnya saat berusaha. Pengalaman itu Dhydha dapat saat usaha ternak lele, jauh sebelum memulai usaha Kopi Sagaleh.
“Titik terendah saya adalah saya memiliki utang Rp 70 juta yang harus saya bayarkan sendiri itu karena pada saat usaha ternak lele yang mana ini adalah dosa saya karena saya meminjam KTA yang ada ribanya,” cerita Dhydha.
Tapi hal tersebut tidak membuatnya stress atau putus asa. Bagaimana pun caranya Dhydha harus membayar utangnya itu. Tapi pada saat ia sedang berada di titik terendah tersebut, Dhydha mengungkapkan, bahwa ada orang-orang di sekelilingnya yang selalu menguatkan dan tentunya selalu minta pertolongan kepada Allah SWT agar dikuatkan dalam segala cobaan.
[…] Di hari pertama webinar yang diselenggarakan P2P Lending Syariah ALAMI bersama FoSSEI menghadirkan Dhyda Maryudha, founder sekaligus owner dari Kopi Sagaleh. Kemudian di hari kedua, yang menjadi narasumber adalah Head of People and Culture (PAC) ALAMI, Amrullah Tahad. Penjelasan materi yang dibawakan oleh Dhyda Maryudha sudah dijelaskan dalam artikel sebelumnya yang berjudul “Rahasia Memulai Usaha Ala Kopi Sagaleh”. […]
[…] informasi bagaimana cara membuat izin usaha online (SIUP), semoga bisa membantu kamu yang sedang memulai usaha. Setelah usahamu sudah jadi dan mulai […]
Berdasarkan terbitnya kebijakan pajak pada PMK 136/2023 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.03/2022 Tentang Nomor Pokok Wajib Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, Wajib Pajak Badan, dan Wajib...
Yay, kini ALAMI Android Mobile App sudah punya beberapa fitur terbaru! Fitur terbaru ini nantinya bisa memudahkan kamu dalam melakukan proses chip in, hingga mengetahui portofolio apa saja yang sudah...
Situs keuangan boleh mendefinisikan kemerdekaan finansial dari kacamata mereka, tapi apa arti kemerdekaan finansial seorang Muslim? Arti kemerdekaan finansial seorang Muslim yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa melaksanakan semua kewajiban...
“Kebanyakan pasangan sebenarnya tidak butuh konselor pernikahan, tapi butuh penasihat keuangan,” begitu keyakinan dari David Bach, penulis lebih dari 10 buku keuangan (beberapa termasuk dalam New York Times Bestseller List)...
Bagaimana sikap istri ketika bisnis suami mengalami penurunan dan tabungan keluarga harus terkuras habis? Apa sebenarnya peranan seorang istri dalam mengatur keuangan keluarga? Prinsip apa saja yang membuat seorang istri...
Bagi pengguna layanan fintech, kenyamanan yang didapatkan saat melakukan transaksi investasi online sangat penting. Aspek user experience sangat perlu diperhatikan. Bagaimana ALAMI memberikan kenyamanan transaksi investasi syariah online untuk penggunanya?...
[…] Di hari pertama webinar yang diselenggarakan P2P Lending Syariah ALAMI bersama FoSSEI menghadirkan Dhyda Maryudha, founder sekaligus owner dari Kopi Sagaleh. Kemudian di hari kedua, yang menjadi narasumber adalah Head of People and Culture (PAC) ALAMI, Amrullah Tahad. Penjelasan materi yang dibawakan oleh Dhyda Maryudha sudah dijelaskan dalam artikel sebelumnya yang berjudul “Rahasia Memulai Usaha Ala Kopi Sagaleh”. […]
[…] informasi bagaimana cara membuat izin usaha online (SIUP), semoga bisa membantu kamu yang sedang memulai usaha. Setelah usahamu sudah jadi dan mulai […]