09/09/2020 -
3 Min Read
Profit
Laba atau keuntungan. Dalam akuntansi keuntungan berarti selisih antara pendapatan operasional dan biaya operasional.
Definisi
Profit atau laba dapat didefinisikan dengan dua cara, yang pertama menurut ilmu ekonomi adalah selisih antara pendapatan dengan total biaya (biaya implisit maupun eksplisit). Sedangkan yang kedua, menurut ilmu akuntansi adalah sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
Ketika pengeluaran lebih tinggi dari pendapatan, maka dapat mengalami kerugian. Apabila sebuah perusahaan mengalami kerugian terus menerus dalam waktu yang cukup lama, maka perusahaan tersebut tidak akan bisa bertahan dan akhirnya mengalami kebangkrutan. Oleh sebab itu, menjaga perusahaan agar tetap mendapatkan laba yang maksimal merupakan tugas penting dari semua Manajemen Perusahaan karena angka laba juga diharapkan cukup untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Jenis-Jenis Profit (Laba)
Laba Kotor
Laba kotor adalah nilai yang tersisa setelah mengurangi Harga Pokok Penjualan (HPP) dari Pendapatan Penjualannya, atau dapat dikatakan juga sebagai nilai selisih dari hasil penjualan dengan Harga Pokok Penjualan (HPP). Laba Kotor ini belum dikurangi dengan beban operasional lainnya dari hasil penjualan.
Laba Operasi
Laba operasi atau sering disebut juga dengan Penghasilan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT atau
Earning Before Interest and Tax) adalah nilai yang tersisa setelah semua biaya operasi dikurangi dari pendapatan. Perhitungan Biaya Operasi ini pada dasarnya sudah termasuk biaya penjualan, pemasaran, periklanan, gaji dan upah, tunjangan karyawan, depresiasi, sewa, komisi dan biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan.
Laba Bersih
Laba bersih (Net Profit) atau sering juga disebut pendapatan bersih atau net income ini adalah nilai yang tersisa setelah semua biaya, termasuk biaya non-operasional seperti bunga dan pajak, dikurangkan dari pendapatan. Laba bersih telah mencakup semua biaya dan dapat dikatakan sebagai ukuran yang paling akurat tentang berapa banyak uang yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Margin Keuntungan
Margin keuntungan adalah salah satu cara yang umum digunakan untuk mengukur aktivitas bisnis atau barang apa yang paling menghasilkan uang. Terdapat dua margin keuntungan yang perlu kamu ketahui dalam menganalisa potensi keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Margin laba kotor
Margin satu ini menilai kesehatan keuangan perusahaan berdasarkan dari uang yang tersisa dari pengurangan omset yang didapatkan dengan harga pokok penjualan. Dengan metode GPM kita dapat mengetahui beberapa hal, seperti:
- Menganalisa seberapa bagus perusahaan memproduksi produknya dibandingkan dengan kompetitor dengan produk yang serupa.
- Menunjukan kemampuan perusahaan untuk membiayai proses produksi pada periode berikutnya.
- Menunjukan kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan para kompetitornya, margin yang besar dapat memberikan ruang terhadap perusahaan dalam memberikan harga yang kompetitif.
Rumus untuk menghitung
margin laba kotor adalah sebagai berikut :
Margin Laba Kotor = (Total Penjualan – Harga Pokok Penjualan) : Total Penjualan.
Sebagai contoh, PT. Maju Jaya memperoleh total penjualan di periode sekarang bernilai Rp. 350.000.000, dengan harga pokok penjualan dengan nilai 150.000.000 maka perhitungan gross profit margin-nya adalah sebagai berikut.
Margin Laba Kotor = (350.000.000 – 150.000.000) : 350.000.000
= (200.000.000) : 350.000.000
= 0,5714 atau 57,14 %
Margin Laba Bersih
Margin Laba bersih secara sederhana mengurangi total pendapatan dengan semua biaya dan beban-beban yang ditanggung oleh perusahaan. Hasil pengurangannya akan dibagi lagi dengan total pendapatan sehingga mendapatkan margin laba bersih dalam bentuk presentasi.
Pertama, ini dia caranya menghitung laba bersih yang harus kamu ketahui:
laba bersih = R – HPP – E – I – T
Atau
Margin Laba Bersih = (Net Profit : R) x 100
R :
Revenue atau omzet penjualan
HPP : Harga Pokok Penjualan
E : Biaya operasional dan biaya lainnya
I :
Interest atau bunga yang perlu dibayarkan di periode operasi
T :
Taxes atau pajak yang perlu dibayarkan di periode operasi
Sebagai contoh, PT. ABC memperoleh total penjualan total periode senilai Rp 500.000.000, dengan nilai HPP yang dibutuhkan sebesar Rp. 150.000.000. Biaya operasional PT. ABC adalah Rp 30.000.000, tidak hanya itu PT. ABC juga harus membayarkan bunga pinjaman yang telah jatuh tempo sebesar Rp 10.000.000 dan pajak sebesar Rp 15.000.000.
Pertama, kita akan menghitung laba bersihnya terlebih dahulu
laba bersih = R – HPP – E – I – T
laba bersih = 500.000.000 – 150.000.000 – 30.000.000 – 10.000.000 – 15.000.000
laba bersih = 295.000.000
Setelah kita mendapatkan laba bersihnya, langkah selanjutnya tinggal memasukan nilai laba bersih ke dalam rumus margin laba bersih
, yaitu
:
margin laba bersih = (295.000.000 : 500.000.000 ) x 100 = 59%
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Laba#:~:text=Laba%2C%20keuntungan%2C%20atau%20profit%20dapat,untuk%20menggunakan%20faktor%20produksi%20tertentu.
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-laba-atau-profit-jenis-jenis-laba-keuntungan/
https://www.jojonomic.com/blog/profit/
Yuk, lakukan hijrah finansial melalui pendanaan untuk UKM dengan prinsip syariah dan didukung proses yang nyaman, aman, dan efisien dengan teknologi. Platform peer-to-peer financing syariah ALAMI mempertemukan UKM dengan pemberi pendana. Teknologi kami menganalisa ratusan data untuk menghasilkan pembiayaan yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang baik. Daftar sekarang untuk menjadi pendana ALAMI dan nikmati kemudahan proses pembiayaan syariah yang lebih efisien, akurat dan transparan.
ALAMI juga telah meluncurkan ALAMI Android Mobile App. Klik link ini untuk install ALAMI Mobile App sekarang!