09/09/2020 -
3 Min Read
Laba Bersih
Setiap semua aktivitas usaha yang dilakukan pastinya akan mengharapkan laba atau keuntungan. Laba atau keuntungan ini diperoleh dari pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya produksi yang dihasilkan perusahaan.
Laba sendiri tersusun dari tiga komponen penyusun antara lain: (1) pendapatan, (2) beban, dan (3) biaya. Ketiga komponen ini akan membentuk laba ketika pendapatan dikurangi jumlah beban dan biaya pada perusahaan.
Perlu diketahui bahwa laba memiliki beberapa jenis seperti, laba kotor, laba bersih, operasi, dan laba sebelum pajak. Pada artikel kamus keuangan ALAMI Sharia ini akan membahas lebih dalam mengenai laba bersih.
Definisi Laba Bersih
Laba bersih adalah nilai keuntungan atau kelebihan pendapatan dari aktivitas perdagangan dalam suatu periode tertentu, di mana nilai tersebut sudah dikurangi oleh beban pajak penghasilan. Sedangkan, menurut Otoritas Jasa Keuangan laba bersih merupakan laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak (net profit).
Laba bersih biasanya mengacu pada laba setelah dikurangi semua biaya operasi, terutama setelah dikurangi biaya tetap atau biaya overhead tetap. Hal ini berbeda dengan laba kotor yang biasanya mengacu pada selisih antara penjualan dan biaya langsung produk atau jasa yang dijual dan tentunya dikurangi biaya operasi atau biaya overhead.
Tujuan Perhitungan Laba
Menghitung laba dalam suatu aktivitas perdagangan tentu memiliki tujuan. Adapun, tiga tujuan utama dari menghitung laba, antara lain:
- Sebagai sumber dana untuk cadangan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan investasi, pengembangan serta dana darurat perusahaan.
- Sebagai sumber dana untuk membayar hutang perusahaan.
- Sebagai sumber dana untuk membiayai biaya operasional dan bahan baku.
Dari ketiga tujuan menghitung laba diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan berusaha keras menghasilkan laba untuk meningkatkan kualitas perusahaan dan memenuhi kebutuhan perusahaan. Selain itu, dengan menghitung laba perusahaan mampu memprediksi keberlanjutan perusahaannya selama beberapa tahun ke depan dengan perhitungan manajemen investasi dan resiko.
Elemen Pembentuk Laba Bersih
Dalam menghitung laba bersih, konsep utama yang dipakai adalah laba kotor dikurangi beban usaha. Dalam menentukan nilai laba tersebut terdapat beberapa elemen yang harus diketahui yaitu: (1) Laba Kotor, (2) Beban Usaha, (3) Pendapatan Lainnya, dan (4) Harga Pokok Penjualan.
Laba kotor ini diperoleh dari hasil penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan secara keseluruhan. Penjualan bersih diperoleh dari hasil penjualan kotor dikurangi biaya angkut, biaya penjualan, dan potongan penjualan.
Kemudian, laba ini diperoleh dari selisih antara laba kotor dan beban usaha.
Beban usaha ini bisa berupa beban atau biaya yang digunakan untuk keperluan operasional maupun non operasional perusahaan. Biaya operasional atau beban operasional adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keperluan operasional perusahaan. Contohnya, biaya administrasi, biaya transportasi, biaya pemasaran, serta biaya sewa.
Berbeda dengan biaya operasional, biaya non operasional atau beban non operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan operasional. Sebagai contoh, biaya pajak, biaya bunga, biaya penyusutan dan amortisasi.
Selanjutnya, jika ada
Pendapatan Tambahan Lainnya juga bisa ditambahkan. Misalnya, pendapatan bunga dan pendapatan dari hasil penjualan aset perusahaan. Tak lupa elemen terakhir pembentuk laba yaitu
Harga Penjualan Pokok, yang diperoleh dari semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang.
Menghitung Laba Bersih
Sebelum menghitung laba bersih, hal yang pertama harus dilakukan adalah menghitung jumlah laba kotor yang didapat dalam periode yang telah ditentukan.
Rumus menghitung laba kotor adalah:
Laba Kotor: Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan (HPP)
- Penjualan Bersih, adalah hasil penjualan setelah dikurangi biaya-biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan penjualan: Penjualan – Distribusi – Retur Penjualan – Diskon Penjualan
- Harga Pokok Penjualan (HPP), adalah biaya yang berkaitan dengan barang hasil produksi yang akan dijual ke konsumen: Persediaan awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
- Pembelian Bersih, adalah total biaya yang dikeluarkan untuk membeli segala kebutuhan berkaitan dengan proses produksi dan penjualan: Pembelian + Distribusi – Retur pembelian – Diskon Pembelian
Setelah nilai laba kotor didapatkan, maka barulah dihitung berapa jumlah atau nilai laba bersih pada periode yang ditentukan tersebut.
Rumus menghitung laba bersih adalah:
Laba Bersih: Laba Kotor – Beban Usaha
- Beban Usaha: Beban Operasional + Beban Non-Operasional
- Laba Sebelum Pajak, Bunga, Penyusutan Amortisasi (EBTIDA): Beban Bunga – Biaya Operasional
- Laba Sebelum Pajak dan Bunga (EBIT): EBITDA – Biaya Penyusutan dan Amortisasi
- Laba Sebelum Pajak (EBT): Beban Bunga + Pendapatan Bunga – EBIT
Sumber:
https://accurate.id/akuntansi/laba-bersih/
https://id.wikipedia.org/wiki/Laba_bersih
https://kamus.tokopedia.com/l/laba-bersih/
Yuk, lakukan hijrah finansial melalui pendanaan untuk UKM dengan prinsip syariah dan didukung proses yang nyaman, aman, dan efisien dengan teknologi. Platform peer-to-peer financing syariah ALAMI mempertemukan UKM dengan pemberi pendana. Teknologi kami menganalisa ratusan data untuk menghasilkan pembiayaan yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang baik. Daftar sekarang untuk menjadi pendana ALAMI dan nikmati kemudahan proses pembiayaan syariah yang lebih efisien, akurat dan transparan.
ALAMI juga telah meluncurkan ALAMI Android Mobile App. Klik link ini untuk install ALAMI Mobile App sekarang!