Laju inflasi kian waktu kian bertambah. Harga-harga komoditas serta ketidakpastian kondisi ekonomi yang muncul akibat adanya perang antara Ukraina dan Rusia, serta belum pulihnya beberapa sektor usaha akibat pandemi COVID-19 membuat kita semakin khawatir dan resah tentang keuangan kita. Rasa gelisah dan cemas ini bisa membahayakan kesehatan mental kita akibat stres yang bisa muncul.
Jenis stres yang disebabkan oleh masalah keuangan ini umumnya disebabkan oleh stres finansial. Apa sebenarnya stres finansial itu? Bagaimana Islam melihat kekayaan dalam kaitannya dengan stabilitas mental? Apa saja cara yang dapat kita ambil untuk membantu kita mengelola tekanan keuangan?
Memahami Stres Finansial dan Gejalanya
Ada banyak hal yang dapat memicu stres dan kecemasan. Salah satunya adalah uang. Pengangguran yang lama, ketidakmampuan membayar tagihan, dan utang yang menumpuk hanyalah beberapa masalah yang menyebabkan stres finansial.
Jika kita tidak dapat mengelola stres finansial, itu akan berakhir dengan membahayakan kesejahteraan mental kita. Hal ini nantinya akan akan menghambat kemampuan kita untuk bekerja lebih produktif, dan juga menciptakan lingkaran setan yang seharusnya segera diputus.
Lalu bagaimana kita mengetahui jika kita sedang dalam stres finansial?
Dilansir dari Lifeline Australia, ada beberapa tanda yang perlu kamu perhatikan jika mengalami stres finansial:
- Sering berdebat tentang uang dengan lingkaran terdekat kita
- Merasa bersalah setelah menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak penting
- Sangat khawatir atau merasa cemas tentang uang
- Kesulitan tidur
- Sakit kepala
- Kelelahan
Keadaan tersebut dapat berbeda antara satu individu dengan individu lainnya, karena apa yang menyebabkan stres finansial pada seseorang belum tentu menyebabkan stres finansial pada orang lain. Maka dari itu, sangat penting untuk memahami situasi dan kondisi kita, apakah suatu masalah keuangan tertentu dapat menyebabkan tekanan mental pada diri kita atau tidak?
Uang dan Ketenangan Pikiran: Permata dari Tradisi Rasulullah
Rasulullah SAW tidak pernah melarang kita sebagai umatnya untuk mencari kekayaan. Bahkan, beliau mengajarkan kita untuk bergantung pada Allah dalam semua aspek kehidupan kita termasuk dalam hal-hal duniawi.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Al-Khattab RA, Nabi (SAW) menyatakan bahwa:
“Seandainya kamu bersandar kepada Allah dengan amanah yang diberikan-Nya, kamu akan diberi rezeki seperti burung-burung: Mereka pergi lapar di pagi hari dan kembali dengan perut kenyang di malam hari.” (HR. Ibnu Majah).
Hadis di atas menyebutkan, kita dianjurkan untuk mencari rezeki, bukan hanya duduk berpangku tangan meminta uang turun dari langit seketika. Tetapi, saat kita bekerja demi uang atau kekayaan, jangan menjadikan kekayaan itu sendiri sebagai fokus.
Namun, bekerja dengan ikhlas untuk menggapai keridhaan Allah SWT. Tetapkan tujuan kita untuk akhirat, tempat tinggal abadi kita, dan Allah SWT akan membantu kita dengan urusan kita.
Dalam suatu hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, Allah menjadikan hatinya kaya, dan mengatur urusannya, dan dunia datang kepadanya apakah dia mau atau tidak. Dan siapa pun yang menjadikan dunia tujuannya, Allah menempatkan kemiskinannya tepat di depan matanya, dan mengacaukan urusannya, dan dunia tidak datang kepadanya, kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. At-Tirmidzi).
Jangan lupa juga untuk selalau mengisi hati kita dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas apa yang telah diberikan kepada kita. Karena kekayaan yang hakiki dan sebenarnya adalah hati yang bersyukur. Bersyukurlah kepada Allah atas apa yang kita miliki hari ini, dan jangan melumpuhkan pikiran kita dengan kecemasan akan masa depan.
“Barangsiapa di antara kamu yang bangun pagi dalam keadaan aman di tempat tinggalnya, sehat badannya, ada makanannya untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya.” (At-Tirmidzi).
Terakhir, jangan ragu untuk mencari bantuan Allah ketika kita menghadapi kesulitan keuangan. Ikat hati kita kepada-Nya melalui doa-doa yang kita panjatkan setiap hari. Doa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada salah seorang sahabat ketika menghadapi utang yang menggunung adalah ini:
اللَّهُمَّ ال الْحَزَنِ، الْعَجْزِ الْكَسَلِ، الْجُبْنِ الْبُخْلِ، لَعِ الدَّيْنِ، لَبَةِ الرِّجَالِ
“Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari kekhawatiran dan kesedihan, dari ketidakmampuan dan kemalasan, dari pengecut dan kikir, dari hutang yang banyak dan dari kekuasaan orang (lain).” (HR. Bukhori).
Itulah pola pikir yang Islam ajar kepada kita dalam menghadapi masalah keuangan. Untuk membaca lebih lanjut tentang bagaimana Islam melindungi kesehatan mental kita melalui transaksi keuangan yang sesuai dengan syariah, baca artikel di bawah ini:
Kesehatan Mental dan Kaitannya dengan Transaksi Syariah
Cara Mengatur Stres Finansial
Jika kita merasa masalah keuangan kita berdampak negatif pada kesehatan mental kita, tips berikut yang diadaptasi dari Fortune ini diharapkan dapat meringankan beban mental kita dalam menghadapi stres finansial.
- Kenali Emosi
Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi stres finansial kita adalah menyadari bahwa stres itu memang ada. Langkah selanjutnya adalah mengatur emosi negatif yang terlibat seperti ketakutan, dan kecemasan. Salah satu cara untuk membantu kita mengelola emosi negatif kita adalah berbicara dengan anggota keluarga dan teman yang tidak menghakimi.
Kita juga bisa mencoba meditasi, journal, olahraga, dan terapi untuk mengatasi stres kita, seperti yang dijelaskan oleh Thema Bryant, Ph.D, Presiden dari Asosiasi Psikologi Amerika Serikat (American Psychological Association /APA)
- Kelola Apa yang Kita Bisa Kontrol
Jangan biarkan emosi negatif menguasai kita. Setelah kita mengambil langkah untuk mengatur emosi, mulailah mengendalikan hidup kita dengan mengelola apa yang dapat kita kelola.
Ketahui situasi keuangan kita sebelum mengambil tindakan agar apa yang kita lakukan berdasarkan fakta, bukan asumsi. Periksa rekening bank kita, tagihan, atau pun angsuran kredit dll.
Kemudian, kita dapat mengambil langkah lain seperti mencari sumber pendapatan lain, mengembangkan keterampilan yang dapat meningkatkan pendapatan kita, dan membaca buku-buku literasi keuangan.
- Sedikit Penyegaran dengan Mentraktir Diri Sendiri
Meskipun berada dalam situasi keuangan yang sulit, jangan menghilangkan hal-hal yang benar-benar kita butuhkan, termasuk mungkin beberapa barang yang tidak penting untuk membantu kita melepaskan tekanan mental itu.
“Kamu masuk ke lingkaran setan di mana orang tidak melakukan hal-hal yang membuat mereka bahagia dan sehat secara psikologis karena mereka ingin menghemat uang. Jika biayanya 10 dollar untuk masuk ke taman favoritmu, maka kamu mungkin berkata, ‘Saya tidak akan pergi.’ Tapi mungkin inilah saatnya kamu benar-benar perlu pergi ke taman favoritmu, karena inilah saat yang kamu butuhkan. paling,” kata Dennis P. Stolle, JD, Ph.D., Direktur Senior Psikologi Terapan APA.
- Meminta Bantuan dari Para Ahli
Jangan pernah merasa malu untuk menyadari bahwa kita mungkin tidak dapat menyelesaikan masalah sendiri. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari para profesional dan ahli. Semakin cepat kita menghubungi para ahli yang dapat membantu kita, semakin baik situasi kita.
Hubungi perencana keuangan jika kamu membutuhkan pendapat profesional untuk membantu mengelola keuanganmu. Untuk hal ini, jika kamu tidak tahu bagaimana memilih perencana keuangan yang tepat untukmu? Kamu bisa membaca artikel di ALAMI yang sudah tayang sebelumnya dengan judu:
Apa Itu Financial Advisor dan Bagaimana Cara Memilih Penasihat yang Terbaik?
Bahkan jika kamu merasa perlu menghubungi psikiater, lakukan segera. Ingat, sama seperti kita membutuhkan perawatan medis untuk kesehatan fisik kita, terkadang kita juga membutuhkan perawatan medis untuk kesehatan mental kita.
Salah satu cara untuk meringankan beban keuangan kita adalah dengan mengembangkan keuangan dan aset di platform pendanaan P2P Funding Syariah ALAMI. Berkat penilaian cermat tim risiko ALAMI terhadap setiap proyek pendanaa, ALAMI mampu mempertahankan tingkat Non Performing Financing (NPF) sebesar 0%. Selain itu, kamu bisa mendapatkan imbal hasil hingga 16% p.a dengan mendanai proyek-proyek UMKM di berbagai industri.
Unduh segera aplikasinya di