Pada pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 lalu sempat heboh di pemberitaan baik media sosial maupun media mainstream lainnya karena ulah televisi Korea Selatan MBC. Pada saat itu stasiun televisi MBC menayangkan pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, dan pada saat kontingen Indonesia tampil di layar kaca disematkan deskripsi sebagai negara dengan PDB rendah yakni hanya 4%. Terlepas dari kontroversi tersebut, tahukah kamu apa itu PDB? Kenapa Indonesia bisa disebut dengan negara PDB rendah?
Di artikel ini kita tidak akan membahas lebih jauh mengenai kontroversi yang dilakukan oleh televisi asal Korea Selatan itu. Tapi kita akan mengulas lebih dalam mengenai apa itu PDB. PDB adalah singkatan dari Produk Domestik Bruto, atau dalam bahasa Inggris diartikan sebagai Gross Domestic Product (GDP).
Apa itu PDB ?
Dikutip dari website Badan Pusat Statistik (BPS), salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Sederhananya, PDB adalah total nilai produksi dan jasa yang dihasilkan semua orang atau perusahaan dalam satu negara, termasuk nilai tambah, dalam kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun. Di saat PDB sedang naik di suatu negara pada waktu tertentu, maka kondisi negara tersebut sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Dikutip dari kompas.com, di Indonesia, BPS membagi tiga bentuk PDB, yakni PDB atas harga dasar, PDB atas harga konstan, dan PDB atas harga berlaku.
PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Manfaat PDB
PDB adalah indikator yang menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ada beberapa manfaat lainnya dari perhitungan PDB ini seperti, mengukur laju pertumbuhan ekonomi nasional, pembanding kemajuan ekonomi antar-negara, pertimbangan kebijakan pemerintah, mengetahui struktur ekonomi suatu negara, mengetahui indikator kualitas hidup masyarakat suatu negara. Untuk lebih rincinya berikut ini penjelasan manfaat perhitungan PDB:
- Mengukur Laju Perkembangan Ekonomi Nasional
Negara akan mampu mendapatkan informasi riil terkait perkembangan perekonomiannya dengan menggunakan PDB. Selain itu, negara juga bisa menganalisa data yang ada terkait faktor apakah yang bisa dimaksimalkan dan faktor apa saja yang harus ditingkatkan lagi.
- Membandingkan Kemajuan Ekonomi Antarnegara
Perlu diketahui bahwa setiap negara memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tanpa adanya alat ukur yang baik, bentuk kelebihan dan kekurangan tersebut akan sulit untuk bisa dibuktikan. Dengan penilaian yang dilakukan PDB, maka berbagai negara di dunia mampu menentukan siapakah yang lebih unggul dan siapa saja yang belum unggul. Hasilnya adalah apa yang saat ini kita ketahui dengan sebutan negara G7 dan G20 yang didalamnya terdapat beberapa negara yang memiliki tingkat perekonomian yang sangat kuat.
- Mengetahui Struktur Perekonomian Suatu Negara
Hal ini juga sangat penting karena negara akan mampu menilai hasil PDB nya sebagai bahan analisa terkait sektor apa saja yang harus diperbaiki dan harus ditingkatkan.
- Sebagai Landasan Perumusan Kebijakan Pemerintah
Kebijakan yang dilakukan oleh negara akan menjadi sulit untuk dibuktikan keberhasilannya tanpa adanya data yang bisa diandalkan. Walaupun memang tidak ada yang pasti, namun dengan memanfaatkan data, minimal pemerintah bisa mendapatkan bantuan dalam membuat berbagai kebijakan penting.
Rumus Menghitung PDB
Ada pun rumus untuk menghitung PDB yang digunakan BPS adalah sebagai berikut
PDB = C + I + G + (X-M)
Keterangan :
PDB: Produk Domestik Bruto
C : Konsumsi rumah tangga
I : Investasi
G : Konsumsi pemerintah
X : Ekspor
M : Impor
Selain rumus di atas, ada juga yang menghitung PDB dengan rumus yang sederhana yakni Harga x Volume. Perhitungan ini bisa dicontohkan sebagai berikut: di negara X memiliki sumber ekonomi dari produksi, menjual dan mengkonsumsi kelapa. Tahun lalu, sudah ada 1 miliar buah kelapa yang sudah terjual dalam ekonomi negara tersebut di mana setiap buah kelapa dihargai Rp 500. Jika demikian, maka PDB negara X di tahun lalu bisa dinilai dengan Rp 500 miliar.
Kemudian di tahun ini, Negara X memproduksi 1,2 miliar buah kelapa. 1,1 miliar kelapa kemudian dikonsumsi penduduk negara tersebut. Maka, tersisa buah kelapa dengan jumlah 100 juta. Sisa ini kemudian diekspor ke negara tetangga.
Semua kelapa yang sudah terjual dihargai Rp 600 per buah. Maka bisa dikatakan bahwa GDP negara tersebut adalah Rp 600 miliar. Maka, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan PDB Negara X adalah 20% mengingat di tahun lalu PDB Rp 500 miliar dan di tahun ini meningkat ke Rp 600 miliar.
Begitu cara sederhananya menghitung PDB dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal yang sama juga bisa diterapkan dalam dunia bisnis dimana ada pendapatan kotor dan bersih perusahaan yang kemudian bisa dijadikan alat ukur untuk pertumbuhan perusahaan tersebut. Untuk menghitung pendapatan bersih dan pendapatan kotor bisa kamu baca artikelnya lebih lanjut di artikel lainnya di link ini. Dibutuhkan penghitungan yang tepat untuk menilai pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan seperti penghitungan PDB di atas.
Untuk meningkatkan PDB suatu negara dibutuhkan kerja keras dan geliat usaha dari semua sektor termasuk dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Geliat UMKM setidaknya ikut mampu membawa suatu negara mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi. Untuk itu dibutuhkan permodalan yang kuat bagi UMKM di Indonesia.
Mau ikut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia? Yuk, ikut pendanaan di ALAMI peer to peer lending syariah. Uang pendanaanmu di ALAMI nantinya akan berkembang dan disalurkan ke UMKM di Indonesia yang sedang membutuhkan permodalan. Dengan ikut pendanaan di ALAMI kamu akan mendapatkan ujrah atau imbal hasil setara hingga 14%-16% p.a. Ayo segera unduh aplikasi ALAMI mobile app di