Kita tentu sudah akrab dengan tahun baru masehi yang mulai setiap tanggal 1 Januari. Akan tetapi, sudahkah kamu mengenal tahun baru Islam dan kalender hijriah dengan baik?
Sebagai seorang muslim, kita wajib memahami tentang hal ini, lho. Pasalnya, semua hari-hari besar dalam agama ditentukan berdasarkan penanggalan dalam kalender hijriah, termasuk tahun baru.
Kalender hijriah sendiri punya sejarah menarik yang bisa menambah wawasanmu.
Nah, dalam kesempatan kali ini, Mina ingin berbagi secara mendalam tentang tahun baru Islam dan kalender hijriah yang menjadi basisnya. Yuk, simak baik-baik bacaan berikut ini.
Sejarah Kalender Hijriah dan Tahun Baru Islam
Berdasarkan kalender Islam, tahun baru Islam diperingati setiap tanggal 1 Muharram oleh muslim di seluruh dunia. Kalender umat Islam ini dinamakan sebagai kalender tahun hijriah.
Menurut Al Ain University, tahun hijriah dimulai saat Nabi Muhammad SAW migrasi atau berpindah (hijrah) dari kota Mekah ke Madinah Al Munawarah di tahun 622 M.
Kalender ini dibuat oleh khalifah Umar bin Khattab dan terus digunakan hingga saat ini.
Seperti kalender Gregorian, kalender hijriah juga memiliki 12 bulan. Perhitungan untuk kalender ini dilakukan berdasarkan siklus bulan.
Bulan purnama dan bulan sabit adalah penentu awal dan akhir setiap bulannya. Seperti yang kita sering dengar setiap tahun, terlihatnya bulan juga digunakan setiap tahun untuk menentukan awal masuknya bulan Ramadan, Syawal, tanggal Iduladha, serta Idulfitri.
Sebetulnya, orang-orang Arab sudah memiliki sistem yang serupa jauh sebelum ditetapkannya kalender hijriah ini. Akan tetapi, belum ada suatu kalender baku yang menjadi acuan. Nama-nama bulan yang digunakan di kalender hijriah sekarang pun diadopsi dari penamaan yang sudah digunakan sejak lama.
Nama-nama ini biasanya berdasarkan kejadian besar yang pernah terjadi di bulan tersebut. Contohnya, nama bulan Muharram yang berarti “dilarang”. Maksudnya, pada bulan ini suci ini, peperangan atau perkelahian bersifat haram atau dilarang. Alasannya adalah agar para muslim bisa beribadah haji dengan aman.
Nah, semenjak adanya ketetapan kalender hijriah ini, kita bisa mengetahui kapan hari-hari penting, termasuk tahun baru Islam.
Perbedaan Kalender Hijriah dan Masehi
Sebagai muslim di era modern, kita sekarang menggunakan dua kalender yang berbeda, yaitu kalender hijriah dan kalender Gregorian atau kalender masehi.
Sehingga, dalam satu tahun, sebetulnya kita punya dua tahun baru, yaitu tahun baru Islam, dan tahun baru masehi.
Sebetulnya, apa perbedaan kedua kalender ini? Mengapa penanggalannya tidak sama?
Seperti yang sudah sedikit dijelaskan sebelumnya, penanggalan dalam kalender hijriah dilakukan berdasarkan kenampakan bulan. Sementara, untuk kalender masehi, perhitungannya dilakukan berdasarkan pergerakan bumi terhadap matahari.
Kalender ini ditetapkan oleh Paus Gregorius XIII di tahun 1582. Melansir Britannica, kalender ini awalnya digunakan di Italia, Portugal, Spanyol dan negara-negara bagian Jerman yang memeluk agama Katolik Roma pada masa itu. Lambat laun, sistem kalender ini diadopsi seluruh dunia.
Singkatnya, kalender hijriah adalah lunar calendar (kalender bulan), sementara kalender masehi atau Gregorian adalah solar calendar (kalender matahari).
Sebagai kalender matahari, ada 365 hari sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk melakukan revolusi terhadap matahari.
Oleh karena itu, awal dan akhir tahun dua kalender ini berbeda, karena ada basis perhitungan yang berbeda pula.
Bulan dalam Kalender Hijriah
Setelah mengetahui sejarah kalender hijriah dan bedanya dengan kalender yang umum kita pakai sekarang ini, sudahkah kamu mengetahui bulan apa saja yang ada di kalender umat Islam?
Berikut adalah nama-nama bulan yang wajib dihafal dan sejarah singkatnya.
1. Muharram
Muharram adalah bulan yang bertepatan dengan tahun baru Islam. Sebagai bulan pertama, bulan ini merupakan satu dari empat bulan suci yang punya keberkahan lebih dari bulan-bulan lainnya. Di bulan Muharram, muslim dianjurkan untuk berpuasa di tanggal 10 (Puasa Asyura, yang berarti “sepuluh”) untuk memperingati peristiwa pertolongan Allah kepada Nabi Musa.
2. Safar
Safar berarti “hampa”. Penamaan bulan ini kemungkinan besar karena rumah-rumah orang Arab pada masa lampau umumnya kosong karena ini merupakan waktu-waktu mengumpulkan makanan. Ada pula pendapat yang meyakini bahwa bulan Safar adalah waktu penjarahan sisa-sisa perang sehingga orang meninggalkan rumah-rumahnya.
3. Rabiulawal
Rabiulawal adalah bulan yang berarti “musim semi pertama”. Bulan ini penuh kebahagiaan, karena inilah waktu di mana tumbuhan mulai menghijau dan hewan ternak dapat mulai merumput. Di bulan ini Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tahun 570 M. Pada Rabiul Awal pula Rasulullah wafat di tahun 632 M.
4. Rabiulakhir
Rabiulakhir adalah bulan keempat dalam kalender Islam. Bulan ini juga dikenal dengan nama Rabiul Tsani. Seperti Rabiulakhir, Rabiulawal diberi nama sesuai dengan musim yang memiliki arti “musim semi kedua”. Di bulan ini, ada kejadian penting yaitu turunnya Surah Al-Hasyr dalam Alquran.
5. Jumadilawal
Jumadilawal sebagai bulan kelima dalam kalender Islam berarti “tanah kering pertama”. Di bulan ini, tanah Arab mengalami musim panas sehingga namanya demikian.
6. Jumadilakhir
Jumadilakhir berarti “tanah kering terakhir”. Di bulan ini, Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah SAW dan Khadijah RA lahir dan wafat. Di bulan ini pula khalifah Abu Bakar meninggal dunia.
7. Rajab
Arti dari nama bulan ini adalah “kehormatan”. Bulan Rajab merupakan bulan lainnya yang dianggap suci dan dikenal sebagai bulan Allah. Oleh karena itu, pada bulan ini, kekerasan dan konflik juga dilarang.
8. Syaban
Jika bulan Rajab merupakan bulan Allah, bulan Syaban adalah bulan Nabi Muhammad SAW. Di bulan ini, muslim di seluruh dunia bersiap untuk memasuki bulan Ramadan.
9. Ramadan
Nama bulan ini memiliki arti “panas yang menghanguskan”.
Bulan kesembilan dalam kalender Islam ini adalah salah satu yang paling ditunggu-tunggu.
Ramadan adalah bulan yang paling mulia dan memiliki banyak keutamaan. Di bulan ini, umat muslim menunaikan ibadah puasa. Pengampunan dilimpahkan, pahala dilipatgandakan, dan pintu-pintu surga terbuka. Sementara, pintu neraka tertutup dan setan-setan dibelenggu.
10. Syawal
Setelah Ramadan, datanglah Syawal. Syawal memiliki arti “peningkatan”. Harapannya, di bulan ini, iman dan ketakwaan kita meningkat setelah bulan Ramadan. Di bulan ini, umat muslim merayakan Idulfitri dan doa-doa lebih banyak dikabulkan.
11. Zulkaidah
Bulan Zulkaidah berarti “penguasa gencatan senjata”. Menurut sejarah, bangsa Arab zaman dahulu sepakat untuk meniadakan peperangan agar umat muslim dapat melakukan perjalanan ke Mekah untuk haji dengan selamat. Bulan ini juga termasuk bulan spesial atas kehendak Allah, di mana pahala maupun dosa dilipatgandakan ganjarannya.
12. Dzulhijjah
Terakhir, sebelum kembali bertemu dengan tahun baru Islam, ada bulan Dzulhijjah sebagai bulan kedua belas dalam kalender Islam. Bulan terakhir ini adalah bulan yang paling suci dan sangat penting. Pada bulan ini, ibadah haji dilangsungkan. Terdapat pula puasa Arafah yang berpahala besar bagi kita yang belum dapat berangkat ke tanah suci. Tentunya dirayakan pula Iduladha, yaitu hari di mana kita berkurban.
Demikianlah pembahasan mengenai tahun baru Islam, kalender hijriah, serta bulan-bulan yang ada di dalamnya.
Terlepas di bulan apa pun kita menjalani hari saat ini, jangan lupa untuk terus beribadah dengan optimal.
Selain itu, maksimalkan juga sisi keuanganmu secara syariah, yuk.
Kamu dapat melakukan pendanaan pada UMKM dan berkontribusi positif terhadap perekonomian lewat P2P lending syariah ALAMI yang mudah.
Tentunya, ada ujrah atau imbal hasil hingga setara dengan 16% p.a.
Pelajari lebih lanjut dan coba aplikasinya dengan klik tombol di bawah ini, ya.