“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Beliau bersabda, “Puasa Ayyamul Bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449). Yuk belajar lebih detail tentang Apa itu Puasa Ayyamul Bidh: Jadwal, Manfaat, Dalil, dan Asal-Usulnya dalam artikel ini.
Yuk, saatnya kita kupas tuntas lebih dalam, apa hikmah yang ada dari anjuran melaksanakan puasa ini. Kita juga sudah siapkan untuk kamu jadwal tanggalan Masehi sebagai referensi kamu untuk melakukan puasa sunnah yang satu ini.
Apa Itu Puasa Ayyamul Bidh dan Kapan Kita Melaksanakannya?
Dilakukan setiap tanggal 13, 14, 15 menurut tanggalan bulan Hijriyah.
Berikut tabel jadwal puasa Ayyamul Bidh selama tahun kalender 1442 Hijriyah ke depan:
JADWAL PUASA AYYAMUL BIDH | JADWAL TANGGALAN MASEHI |
13, 14, 15 Muharram | 1 – 3 September 2020 |
13, 14, 15 Safar | 30 September – 2 Oktober 2020 |
13, 14, 15 Rabi’ul Awal | 30 Oktober – 1 November 2020 |
13, 14, 15 Rabi’ul Akhir | 28 – 30 November 2020 |
13, 14, 15 Jumadil Ula | 28 – 30 Desember 2020 |
13, 14, 15 Jumadil Akhir | 26 – 28 Januari 2021 |
13, 14, 15 Rajab | 25 – 27 Februari 2021 |
13, 14, 15 Sya’ban | 27 – 29 Maret 2021 |
13, 14, 15 Syawal | 25 – 27 Mei 2021 |
13, 14, 15 Dzulqa’dah | 24 – 26 Juni 2021 |
14 dan 15 Dzulhijjah (haram berpuasa di 13 Dzulhijjah) | 24 – 26 Juli 2021 |
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
- Sunnah Rasulullah SAW yang biasa beliau lakukan
- Seperti puasa setahun
- Melatih diri kita mengendalikan hawa nafsu dan mengistirahatkan tubuh
Dalil Puasa Ayyamul Bidh sebagai Ibadah Sunnah & Manfaatnya
Hadits Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa Ayyamul Bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449)
Kenapa seperti puasa setahun? Karena satu kebaikan di dalam Islam diganjar sepuluh kali lipat. Jika kita berpuasa dalam 3 hari sebulan, maka seperti kita mengerjakannya 30 hari dalam sebulan. Jika kita melakukannya rutin setiap bulan, maka seperti kita berpuasa setahun penuh.
“Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang kau lakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidh sama dengan berpuasa setahun penuh,” (HR Bukhari-Muslim)
“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul bidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar” (HR. An-Nasai no. 2345)
Niat Puasa Ayyamul Bidh
Puasa ayyamul bidh hanya dapat dilakukan pada pertengahan bulan Hijriah dan diawali dengan membaca niat puasa, yaitu:
“Nawaitu sauma ayyamal bidh sunnatan lillaahi ta’ala.” Artinya: “Saya niat puasa ayyamul bidh, sunah karena Allah ta’ala,”.
Niat puasa ini bisa bisa diucapkan dalam hati maupun dengan lisan. Selain itu, seorang istri hendaknya tidak berpuasa sunah ketika sedang bersama dengan suaminya, kecuali telah mendapat izin dari suami sebelumnya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah seorang perempuan berpuasa sunnah ketika ada sang suami, kecuali dengan seizinnya.”
Selain itu, puasa ayyamul bidh juga dianjurkan untuk dilakukan saat tidak sedang bepergian. Dari Ibnu ‘Abbas RA, beliau berkata: “Rasulullah SAW biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian dan tidak sedang bersafar.” (HR An Nasai).
Asal-Usul Puasa Ayyamul Bidh
Asal-usul dari puasa Ayyamul Bidh sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Saat itu tubuh Nabi Adam AS terbakar matahari hingga hitam ketika pertama kali diturunkan ke bumi.
Kemudian turun perintah dari Allah SWT kepada Nabi Adam untuk melaksanakan puasa pada tanggal 13-15. Setelah melakukan puasa tersebut, dari hari pertama hingga hari ketiga badan Nabi Adam as kembali menjadi putih bersih secara berkala.
Puasa pada tanggal ini juga sering disebut sebagai “puasa hari putih”, karena efek bulan purnama yang membuat malam sangat terang.
Dalam situasi pandemi seperti ini sudah sepatutnya kita terus melakukan segala amalan ibadah kepada Allah SWT. Salah satu amalan yang bisa kita lakukan adalah puasa Ayyamul Bidh, yaitu puasa yang dilakukan setiap pertengahan bulan tahun Hijriah (tanggal 13, 14, dan 15).
Puasa melatih diri kita untuk menjadi seorang yang penyabar dan melatih hawa nafsu yang kita punya supaya lebih baik lagi.
Pertengahan bulan Hijriyah juga bersamaan dengan siklus bulan purnama. Adanya purnama tidak hanya mempengaruhi alam dengan siklus pasang laut, tapi juga manusia. Menurut seorang psikolog Amerika, Arnold Lieber (1978), yang pernah meneliti tentang “The Lunar Effects”, kondisi kejiwaan manusia pada saat purnama cenderung lebih labil, emosional, dan agak sensitif.
Sumber Artikel:
Sumber Photo:
Aziz Acharki, Abdullah Arif, Anthony Cantin, Lukas Blazek, Aaron Burden on Unsplash
Platform peer-to-peer financing syariah ALAMI mempertemukan UKM dengan pendana. Teknologi kami menganalisa ratusan data untuk menghasilkan pembiayaan yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang baik. Daftar sekarang untuk menjadi pendana ALAMI dan nikmati kemudahan proses pembiayaan syariah yang lebih efisien, akurat dan transparan.