Sebagai fintech terbesar di Indonesia, ALAMI P2P Funding Syariah berkomitmen ikut berkontribusi mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. Komitmen tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Penandatanganan MoU ALAMI dengan KNEKS dilakukan oleh CEO ALAMI Group, Dima Djani, dan Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat, yang disaksikan oleh Direktur Eksekutif KNEKS, Ventje Rahardjo, Selasa (29/3), secara virtual di Jakarta.
Hingga tahun 2021, ALAMI berhasil menyalurkan pembiayaan produktif sebesar Rp 2 triliun untuk sekitar 8500 proyek UMKM di Indonesia dengan rata-rata jangka waktu pembiayaan 3 bulan dan tingkat keberhasilan bayar dalam waktu 90 hari (TKB90) di ALAMI mencapai 100% maka NPF di ALAMI pun 0%. Hal ini menjadikan ALAMI sebagai fintech syariah yang berkomitmen dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Dalam sambutannya, Dima Djani mengatakan kolaborasi ALAMI dengan KNEKS diharapkan bisa dapat mempercepat edukasi, riset, literasi ekonomi dan keuangan syariah, serta perluasan akses permodalan melalui fintech syariah dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah.
“Sebagai fintech syariah yang fokus pada produk pembiayaan berbasis syariah. Kami berkomitmen untuk memajukan keuangan syariah di Indonesia. Salah satunya berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam ekosistem ekonomi syariah,” kata Dima dalam sambutannya.
Kerjasama antara ALAMI dengan KNEKS ini meliputi empat hal sebagai bagian dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah. Keempat hal itu sebagai berikut:
- Bekerjasama dalam pengembangan program edukasi publik dan peningkatan literasi ekonomi syariah secara luas.
- Penelitian atau penulisan bersama buku terkait financial technology syariah.
- Pelaksanaan kampanye kesadaran (awareness) terhadap produk-produk keuangan syariah dan manfaatnya.
- Kerjasama pengembangan ekosistem-ekosistem ekonomi syariah melalui kemitraan KNEKS perguruan tinggi negeri, dan atau swasta, lembaga keuangan syariah, dan organisasi non-pemerintah lainnya. Serta kolaborasi pada kegiatan-kegiatan strategis lainnya yang akan disepakati antara kedua belah pihak.
Dima yakin dengan kolaborasi bersama KNEKS, dapat mendorong inklusi keuangan syariah bagi masyarakat secara luas. Salah satu caranya adalah melalui berbagai inisiatif strategis.
“Salah satunya dengan berkontribusi dalam pengembangan industri halal dalam negeri, dengan menyediakan akses pembiayaan UMKM yang bergerak di produk halal,” kata Dima.
“Kami berharap inisiatif menghadirkan berbagai inovasi produk fintech syariah dapat memperkuat UMKM industri halal seperti yang telah dicanangkan oleh KNEKS dalam rencana strategi dan penguatan ekonomi keuangan syariah,” lanjut Dima.
Setelah ini, kata Dima, banyak program yang akan dikerjakan bersama KNEKS dalam waktu jangka dekat ini.
“Semoga kerjasama ini dapat berdampak pada kemajuan sistem ekonomi dan pasar keuangan syariah,” ungkap Dima.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif KNEKS, Ventje Rahardjo mengatakan, selama perjalanan tiga tahun ini, KNEKS secara konsisten mengimplementasikan Masterplan Ekonomi Keuangan Syariah yang dicanangkan pada 2019-2024.
Salah satu dalam masterplan tersebut mengenai pengembangan ekonomi digital syariah. Pertumbuhan fintech lending berbasis syariah pun menjadi hal yang memacu pengembangan tersebut.
“Karena itu, kami menyambut baik kerja sama ini di mana KNEKS dan ALAMI bisa bersinergi dalam mendukung percepatan keuangan syariah. Semoga jadi awal baik bagi kita untuk melaksanakan kerja sama yang lebih erat lagi di kemudian hari. KNEKS akan memastikan sinergi ini berjalan di semua pemangku kepentingan demi cita-cita bersama,” ujar Ventje
Ventje juga menjelaskan, terdapat dua fokus pengembangan ekosistem keuangan syariah (2020-2024). Pertama, penguatan kapasitas, tata kelola, dan infrastruktur keuangan syariah. Kedua, penguatan modal, pendanaan industri ekonomi, dan keuangan syariah dengan target-target capaian salah satunya tercapai inovasi produk dan layanan keuangan syariah seperti yang dilakukan fintech ALAMI.
Sinergi ALAMI dan KNEKS, Menuju Indonesia sebagai Global Hub Industri Halal
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat mengatakan dengan adanya kerjasama atau MoU ini, akan ada kerja sama lainnya yang akan segera dikerjakan oleh ALAMI dan KNEKS. Kerjasama-kerjasama itu nantinya diharapkan terus berjalan hingga Indonesia bisa menjadi global hub ekonomi syariah.
“Kami percaya MoU ini dengan maksud saling berkolaborasi, dan kerja sama lainnya. Insyaallah kami yakin kita akan berhasil dengan ridha Allah SWT, ikhtiar kita bersama dalam mengembangakn ekonomi syariah dimudahkan. Indonesia sebagai global hub ekonomi syariah akan tercapai,” kata Sutan Emir.
Ventje optimis, setelah pandemi berakhir, perekonomian khususnya industri halal akan bangkit menggunakan teknologi digital di platform P2P untuk sisi pembiayaannya.
“Setelah pandemi kami mendorong UMKM yang menggunakan fasilitas P2P Lending, kita kombinasikan security crowdfunding, memperkuat sisi permodalan dari pada UMKM. UMKM kita secara syariah mempunyai struktur finansial kuat untuk mengembangakn bisnisnya,” kata Ventje.
Ventje pun mengapresiasi pertumbuhan ALAMI yang pesat semenjak didirikannya pada 2018 sudah menjadi bagian dalam pertumbuhan ekosistem digital ekonomi syariah. Diharapkan kata Ventje, ALAMI akan melengkapi bagian halal value chain di Indonesia.
“ALAMI semakin kuat, menjadi bagian yang terintegrasi dalam ekosistem digital ekonomi syariah, menjadi bagian yang sangat kuat untuk ekonomi pengembangan industri halal, dan melengkapi halal value chain. Semakin lengkapnya halal value chain memudahkan industri halal berkembang menggunakan ekosistem digital. Dengan adanya pengembangan industri halal dari sisi financing, produksi, dan sertifikasi ini, insyaallah kita bisa membawa produk itu secara digital ke global. UMKM Indonesia bisa menggunakan platform digital untuk menembus pasar dunia. Dengan semangat anak muda yang mendorong munculnya gaya hidup syariah, Indonesia bisa mencapai cita-citanya sebagai pemilik predikat pusat ekonomi syariah di dunia”.