rasulullah

Meneladani Kepemiminan Rasulullah SAW, Sang Pemimpin Sejati

Bulan Rabiul Awal adalah bulan kelahiran sosok yang dicintai oleh umat Islam di seluruh dunia, Nabi Muhammad ﷺ. Sebagai salah satu bentuk kecintaan kita kepada Nabi ﷺ adalah dengan meniru dan meneladani sikap dan sifatnya dalam kehidupan sehari-hari. 

Bahkan dalam Al Qur’an telah diterangkan secara jelas bahwa beliau adalah teladan hidup yang sebenarnya. Penjelasan itu ada di dalam QS Al Ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.

Apa saja sih sikap dan sifat Rasulullah ﷺ yang patut kita teladani dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?

Sifat-sifat Rasulullah ﷺ

Ada empat sifat Rasulullah yang kita kenal selama ini yaitu Shiddiq, Amanah, Fathanah, dan Tabligh. Meski kita sebagai umatnya tidak ada akan persis sama meniru sifatnya, tapi setidaknya kita ingin mencontoh teladan apa yang telah beliau selama hidupnya. 

1. Shiddiq

Sifat Rasulullah ﷺ yang pertama adalah shiddiq yang artinya benar. Menjadi orang yang shiddiq adalah menjadi orang yang benar atau berkata jujur. Untuk meneladani sifat shiddiq ini kita sebagai umatnya makan senantiasa harus berkata jujur dan berkata yang benar sesuai dengan fakta.

2. Amanah

Sifat amanah artinya sikap dapat dipercaya. Untuk meneladani sifat Rasulullah ﷺ seorang muslim harus mampu atau dapat dipercaya dan menjaga kepercayaan orang lain terhadapnya. Mengamalkan sifat amanah ini, kita tidak boleh sekalipun ingkar terhadap sesuatu yang dipercayakan kepada kita.

3. Fathanah

Fathanah artinya cerdas, cerdik atau pintar. Rasulullah  adalah seseorang yang cerdas dan dianugerahi oleh Allah SWT kepintaran. Menjadi seorang muslim yang ingin meneladani sifat Rasulullah yang satu ini, maka harus semangat dalam menimba ilmu agar kelak dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari guna menciptakan kehidupan dunia yang lebih baik lagi. 

4.Tabligh

Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah diberikan tugas oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya. Dari sifat ini kita sebagai umatnya bisa meneladani dengan menyampaikan hal-hal yang baik kepada semua orang. 

Umat muslim juga bisa saling memberikan nasihat dalam kebaikan, mengajak pada kebaikan serta menyampaikan informasi yang bermanfaat guna meneladani sifat tabligh tersebut.

Kepemimpinan Rasulullah ﷺ

Selain menjadi seorang Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad ﷺ juga merupakan seorang pemimpin, kepala negara dan juga kepala pemerintahan di Madinah. Keteladanannya pun harus menjadi tolok ukur bagi kita sebagai muslim dalam hal kepemimpinan, dari tingkat yang paling bawah seperti keluarga hingga kepemimpinan tingkat paling tinggi seperti negara atau suatu wilayah. 

Berikut ini lima sifat kepemimpinan Rasulullah ﷺ yang patut kita contoh

1. Berakhlakul Karimah

Tak hanya menjadi seorang Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad adalah seorang pemimpin yang mana tingkah laku langkahnya akan dicontoh, ditiru oleh kita sebagai umatnya. Akhlak Rasulullah ﷺ yang terpuji mencerminkan kepribadiannya. 

Salah satu contoh begitu mulianya akhlak beliau adalah ketika Rasulullah ﷺ melewati rumah seorang Yahudi, lalu beliau sering diludahi orang Yahudi tersebut. Namun, akhlak beliau yang mulia, beliau tidak lantas membalas meludahi, atau bahkan meminta bantuan sahabatnya untuk menyerang orang Yahudi tersebut.

Bahkan di suatu saat Rasulullah ﷺ melewati rumah Yahudi tersebut, beliau tidak diludahi. Rasulullah ﷺ terheran-heran kenapa tak ada orang Yahudi yang selalu meludahinya saat melewati rumah tersebut. 

Rasulullah ﷺ pun mencari tahu kemana orang Yahudi yang selalau meludahinya setiap kali beliau melewati rumahnya. Ternyata orang Yahudi tersebut sedang sakit, Rasulullah ﷺ bergegas pulang untuk mengambil makanan dan buah-buahan kemudian pergi ke rumah orang Yahudi itu untuk menjenguknya. 

2 . Bijaksana

Sifat bijaksana Rasulullah ﷺ bisa dicontohkan dalam kisah masuk Islamnya Abu Sufyan dan Istrinya. Peristiwa terjadi saat penaklukan kota Mekkah atau dikenal dengan peristiwa Fathul Makkah. 

Abu Sufyan sebelum masuk Islam adalah bangsawan kafir Quraisy yang sangat disegani di Kota Mekkah Pada saat Pasukan Rasulullah ﷺ mengepung Kota Mekkah untuk meruntuhkan berbagai macam berhala di dalam Ka’bah, Rasulullah ﷺ berseru, “Barang siap yang masuk kedalam Masjidil Haram dan rumah Abu Sufyan, maka akan dilindungi.” Mendengar seruan Nabi Muhammad ﷺ itu betapa bangganya Abu Sufyan mendengarnya karena rumahnya disamakan dengan Masjidil Haram.

Anak Abu Sufyan yang bernama Muawiyah pun kemudian masuk Islam. Tapi Abu Sufyan dan istrinya masih pikir-pikir dan meminta waktu seminggu kepada Rasulullah ﷺ untuk berpikir. Mendengar Abu Sufyan berkata demikian Maka Rasulullah ﷺ pun menjawab. “Jangan seminggu!” “Apakah waktu seminggu itu terlalu lama?” tanya Abu Sufyan dengan terkejut.

Rasulullah ﷺ menjawab “Tidak, waktu seminggu itu terlalu cepat untukmu, ku beri waktu dua bulan untukmu agar berpikir leluasa,” kata Rasulullah ﷺ kepada Abu Sufyan. Menurut Rasulullah ﷺ, untuk beragama Islam dibutuhkan akal dan pemikiran yang sehat, sehingga ia memberikan waktu yang panjang bagi Abu Sufyan untuk berpikir. 

3. Mendahulukan Kepentingan Bersama

Rasulullah ﷺ sangat jauh dari sikap egois dan mementingkan diri sendiri. Di berbagai peristiwa bersama sahabatnya, beliau selalu mendahulukan kebutuhan sahabat ataupun keluarganya alih-alih kepentingan pribadinya.

Dalam sejumlah peristiwa kita mengetahui Rasulullah ﷺ sangat gemar memberikan nasihat serta mencarikan jalan keluar bagi para sahabat yang kala itu sedang berkeluh kesah. Padahal di saat yang sama Rasulullah pun sedang mengalami kesulitan yang tak berujung, namun ia tetap berusaha memberikan empati pada kalangan sahabat yang meminta bantuannya.

4. Mengedepankan Musyawarah

Sebagai seorang pemimpin Rasulullah ﷺ tidak memaksakan kehendak atau pendapatnya dalam memutuskan sesuatu. Beliau selalu mengundang dan mengajak para sahabat untuk membuka dialog dalam memecahkan suatu permasalahan.

Salah satu contoh musyawarah dari Nabi ﷺ  terjadi menjelang Perang Badar. Perang Badar merupakan perang pertama kaum Muslim dalam menghadapi kaum kafir Quraisy.  

Dalam perjalanan menuju medan perang, Rasulullah ﷺ memerintahkan pasukannya untuk berhenti sejenak di dekat mata air sekitar Badar. Salah seorang dari para sahabat, yakni Hubab bin Mundzir, telah mengenal betul medan pertempuran ini. Dia sempat bertanya-tanya, mengapa Rasulullah ﷺ memutuskan untuk singgah sebenar di lokasi tersebut. Hubab memberanikan diri untuk bertanya kepada beliau.

“Wahai Rasulullah, apakah lokasi ini memang dipilih berdasarkan wahyu yang tak bisa diubah, ataukah ini pendapatmu sebagai strategi perang?” kata Hubab kepada Rasulullah ﷺ.

“Ini hanya pendapatku dan strategi perang,” jawab Rasulullah ﷺ.

“Bila demikian, wahai Rasulullah, sungguh lokasi ini bukanlah tempat yang tepat bagi kita. Bagaimana kalau kita mengambil tempat di mata air yang terdekat dengan musuh? Kita turun dari tempat itu, lalu kita gali sumur-sumur di belakangnya. Kolam-kolam kita penuhi dengan air dari oasis itu. Alhasil, ketika sedang bertempur, kita dapat mengambil air yang cukup, sedangkan musuh kehabisan air,” papar Hubab.

Rasulullah SAW menerima pendapat sahabatnya itu. Maka, beliau beserta pasukannya meneruskan berjalan hingga mata air yang terdekat dengan musuh. Selanjutnya, kaum Muslimin melaksanakan sebagaimana rencana Hubab bin Mundzir. Perang pun dimenangkan kaum Muslimin.

5. Rendah Hati

Meskipun Nabi Muhammad ﷺ adalah seorang Rasul dan juga pemimpin umat, beliau tidak pernah memandang kedudukannya lebih tinggi dari orang lain. Rasulullah ﷺ selalu melihat derajat manusia sama di hadapan Allah SWT, yang membedakan adalah iman dan ketakwaan. 

Contoh kisah kerendahan hati Rasulullah ﷺ adalah ketika dalam perang Khandaq atau perang parit. Dalam peristiwa tersebut beliau tidak sekedar memberikan perintah kepada pasukannya untuk membuat parit, tapi beliau ikut turun tangan mengambil pekerjaan fisik. 

Demikian sifat dan sikap Rasulullah ﷺ yang patut kita teladani dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. 

Ingin menjadi bagian dalam memajukan kesejahteraan masyarakat melalui ekosistem yang menerapkan prinsip-prinsip syariah yang diajarkan Rasulullah ﷺ? 

Ikut serta dalam menciptakan dampak positif dengan mendanai UMKM halal Indonesia melalui platform pendanaan ALAMI P2P Funding Syariah.

Hingga saat ini, ALAMI telah mendanai lebih dari 10.000 proyek UMKM di seluruh Indonesia, membantu menciptakan ribuan pekerjaan formal dan informal.

Unduh aplikasi ALAMI P2P Funding dengan mengklik tombol di bawah ini!

Artikel Terbaru

Penyesuaian Pemadanan NPWP ke NIK

Berdasarkan terbitnya kebijakan pajak pada PMK 136/2023 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri...

Informasi Peningkatan Keamanan Pendanaan & Penambahan Biaya Layanan

Sebagai bagian dari upaya kami dalam meningkatkan kualitas layanan yang lebih baik,...

Panduan Praktis Mendanai Nyaman dan Menguntungkan di Instrumen P2P Lending Bagi Pendana Pemula

Peer to Peer Lending (P2P Lending) dikenal sebagai salah satu instrumen investasi...

Exit mobile version