Dahulu sebelum terjadinya pandemi semua orang bekerja di kantor. Pergi sepagi mungkin untuk sampai di kantor dan pulang ke rumah hingga sore bahkan malam. Keadaan seperti ini membuat anak selalu dalam kondisi “ditinggal” oleh orang tua yang bekerja, khususnya bagi sang ayah. Namun, dengan adanya pandemi COVID-19 ada satu sisi positifnya. Di mana semua perusahaan dan kantor-kantor mewajibkan karyawannya untuk bekerja di rumah, demi menekan penularan virus corona di lingkungan perkantoran. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik bagi orang tua atau pasangan baru yang baru saja mendapatkan momongan.
Peringatan Hari Ayah
Artikel kali ini akan menceritakan bagaimana kisah ALAMI Squad khususnya yang baru memiliki anak pertama, selama work from home (WFH) juga ikut berperan dalam membesarkan anaknya. Artikel ini juga sebagai bagian dari peringatan Hari Ayah Nasional yang jatuh pada 12 November.
Cerita Ayah-ayah Muda ALAMI Squad
Kesan ‘’Luar Biasa’’ dialami oleh Topan Adi Pamungkas, Performance Marketing ALAMI saat memiliki anak untuk pertama kalinya. Menurutnya, mengurus anak bukanlah sesuatu yang mudah dan di luar perkiraan sebelumnya. Bahkan, beratnya mengurus anak yang dirasakan sekarang, merefleksikan bagaimana beratnya orang tua dahulu membesarkan kita hingga sampai saat ini
“Ternyata mengurus seorang anak itu gak semudah yang dibayangkan dan jadi tahu pengorbanan orang tua kita mengurus kita dulu kaya gimana,” kata Topan yang diwawancarai beberapa waktu lalu.
Hal yang sama diungkapkan oleh Research Senior Manager ALAMI, Bhayu Ravelli Arsyad ALAMI dan IT Application Support ALAMI, Agus Haryanto. Menjadi ayah untuk pertama kalinya tentunya sangat berkesan bagi mereka. Khusus bagi Agus, memiliki anak merupakan impiannya bersama istri.
“Alhamdulillah bersyukur, terharu dan bahagia setelah 4 tahun menantikan kehadiran buah hati setelah 4 kali istri di amanahi mengandung, tapi 3 kehamilan sebelumnya harus dilakukan tindakan operasi kuretase dikarenakan janin didalam kandungan tidak berkembang,” kata Agus.
Apalagi bagi Bhayu menjadi seorang ayah yang mengurus anak di rumah sambil bekerja merupakan hal yang tak diduga-duga.
“Bismillah, yang pasti semuanya unexpected ya. Karena pertama kali jadi ayah, nggak hanya bertanggung jawab atas istri saja, namun pastinya harus fokus ke anak juga. Qadarullah Alhamdulillah, saya dan istri dikaruniai anak pertama dengan Down Syndrome yang pastinya membuat tanggung jawabnya jauh lebih mulia dan besar,” kata Bhayu dalam kesempatan yang berbeda.
Bagi Bhayu menjadi ayah untuk pertama kalinya saat ini harus dihadapi dengan bersusah-susah terlebih dahulu untuk merawat buah hatinya yang merupakan anak dengan berkebutuhan khusus.
“Mungkin kalau orang-orang pada umumnya sibuk untuk senang-senang di awal, kalau saya harus bolak balik rumah sakit karena anak saya di bulan pertama perlu dioperasi karena adanya kelainan bawaan. Tapi, karena kekuatan dari Allah SWT, dan sama istri saling menguatkan, semua tanggung jawab itu berasa jadi ibadah,” jelas Bhayu.
Ikatan dengan Anak Semakin Erat
Selama satu tahun bekerja di rumah alias work from home (WFH) kedekatan dengan keluarga terutama dengan anak semakin dekat. Apalagi bagi keluarga muda, yang belum memiliki asisten rumah tangga, pastinya segala urusan rumah dikerjakan bersama. Begitu pun dengan mengurus buah hati.
Sebuah penelitian yang dilakukan Oxford University pada 2016 lalu menyebutkan bahwa, pria yang mengurus buah hatinya secara langsung akan memiliki kedekatan emosional dengan anak dan kecil kemungkinan sang anak akan tumbuh besar dengan perilaku yang tidak diharapkan.
Tak hanya itu, pria yang terlibat penuh dalam mengasuh anak juga memberikan dukungan emosional yang kuat pada istri-istri mereka yang selama ini lebih banyak terlibat dalam urusan ini.
“Jadi selama 1 tahun WFH ini ikatan dengan anak semakin erat, terlebih di tahun lalu tepatnya di bulan September saya sekeluarga kena Covid-19, dan hanya anak-anak saja yang tidak kena, mungkin saat itu waktu paling berat dalam kehidupan rumah tangga karena saat itu gejala yang saya derita relatif ringan jika dibandingkan dengan istri, jadi saya fokus merawat istri plus 2 anak yang berumur 5 dan 3 tahun,” ungkap Adi Jayadianto, Tax and Finance Manager ALAMI yang mengalami hal yang sama.
Apalagi bagi Topan, mengurus anak secara langsung oleh orang tua terutama dari sang ayah adalah hal yang wajib. Bahkan, Topan tidak ingin anaknya dibesarkan oleh asisten rumah tangga (ART) atau pengasuh.
“Sangat – sangat bersyukur, saya memiliki keinginan ingin melihat anak saya tumbuh dengan kedua tangan & mata saya sendiri dan ALAMI berikan kesempatan tersebut buat saya. Karena saya menolak keras jika anak saya diurus oleh daycare / pembantu sekalipun,” kata Topan.
Berbagi Waktu dengan Pekerjaan
Meski terbilang repot, membagi waktu pekerjaan saat WFH dengan mengurus anak di rumah tetapi hal itu dilakukan dengan suka cita. Sebab, suasana rumah ikut membantu sebagai penyemangat kerja bagi para ALAMI Squad.
Selain itu, WFH yang sudah dijalankan lebih dari setahun ini, telah membuat para ALAMI Squad terbiasa dengan kondisi membagi pekerjaan dan mengurus anak. Cara menyiasatinya adalah mengatur dan membagi waktu mengurus anak dengan istri. Bahkan Agus dan Bhayu merasa tidak repot sama sekali dalam hal mengurus anak sambil bekerja.
“Alhamdulillah so far ndak repot, malah seneng sambil kerja lihat tingkah lucu anak dan lihat istri yang merasa bahagia ada suami di rumah,” terang Agus Haryanto.
“(Biasanya membagi waktu) before and after office, sesekali ketika tidak ada meeting atau pekerjaan yang urgent,” lanjut Agus.
“Sama sekali nggak. InsyaAllah pahala dan rejekinya mengalir terus,” kata Bhayu.
Pengalaman Unik dan Menarik
Dari para ayah muda ini pastinya memiliki pengalaman menarik di saat sedang mengerjakan suatu pekerjaan kantor disambi dengan mengasuh anak. Misalnya Topan, ia sempat harus mengajak anaknya jalan-jalan keliling kompleks dengan sepeda motor agar anaknya bisa tertidur, lalu lanjut meeting online.
“Anak saya kalau mau tidur siang itu selalu harus diajak keliling kompleks pakai motor, kena angin-angin terus baru tertidur lelap. Sementara beberapa menit setelahnya saya harus ikutan meeting,” kata Topan.
Cerita dan pengalaman menarik juga dialami oleh Adi yang lupa menjemput anaknya sekolah. Saking lamanya belajar daring dari rumah, ia sampai lupa kalau anaknya sudah ada yang masuk sekolah tatap muka.
“Kejadiannya belum lama ini saat anak pertama sudah mulai masuk sekolah saya lupa menjemput anak dari sekolah karena saya pikir anak saya sedang main di kamar, sampai akhirnya guru sekolahnya WA saya untuk ingatkan kalau anak saya masih belum dijemput,” jelas Adi.
Begitu pun dengan Bhayu, bahkan ia harus memasang earbuds agar tetap bisa mendengarkan meeting sambil ia memandikan anaknya.
“Saya waktu itu karena istri lagi kurang enak badan, saya yang mandiin anak, disambi meeting yang nggak bisa ditinggalin. Jadi sambil mandiin anak, pake earbuds dengerin meeting dulu sampe pas waktunya ngomong baru ngomong,” ungkap Bhayu.
Semakin Dekat dengan Anak dan Keluarga karena Bisa Kerja di Mana Saja
Kedekatan ALAMI Squad dengan keluarga tentunya anak, terutama bagi ayah-ayah muda ini semakin terasa. Hal ini setelah ALAMI menerapkan sistem kerja di mana saja. Setelah bekerja dari rumah selama satu tahun lebih karena pandemi, hal itu dipermanenkan menjadi sebuah kebijakan di ALAMI.
Tentunya hal disambut oleh para ALAMI Squad baik itu yang sudah menikah, sudah punya anak dan keluarga hingga yang belum menikah sekalipun. Khusus bagi ayah-ayah muda ini, bisa melihat dan mengajak bermain bersama sang buah hati di rumah.
Alhamdulillah, dengan adanya pandemi yang terjadi selama satu tahun lebih ini, ALAMI Squad bisa mengambil hikmahnya yang positif, yakni berkumpul bersama keluarga di rumah. Apalagi dengan dipermanenkannya work from anywhere (WFA), diharapkan bisa membuat ALAMI squad lebih produktif dalam bekerja tanpa harus meninggalkan atau jauh dari keluarga. Selamat Hari Ayah bagi ayah-ayah muda ALAMI Squad, dan siap pun yang punya kesempatan lebih bersama keluarga. Manfaatkan waktumu bersama buah hati tercinta!
Ayo ikuti pendanaan di ALAMI untuk mengembangkan keuanganmu lebih baik lagi. Pendanaan di ALAMI dilakukan sepenuhnya dengan prinsip syariah. Dengan mengikuti pendanaan UMKM ini, keuanganmu bisa berkembang dan dikelola secara syariah. Nantinya, kamu bakal mendapatkan ujrah atau imbal hasil setara hingga 14-16% p.a. Tunggu apa lagi segera download aplikasinya di Playstore atau Appstore.