Indonesia punya potensi yang sangat besar untuk majuin industri keuangan syariah. Berdasarkan data Worldbank di tahun 2019 mayoritas penduduk Indonesia yaitu 87%, yaitu sekitar 264 juta beragama Islam. Menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia.
Namun sayangnya industi keuangan syariah di Indonesia belum begitu baik. Market share bank syariah selalu hanya di kisaran 5%. Pada tahun 2017 berdasarkan data OJK yaitu sebesar 5,78% dan pada tahun 2019 sebesar 5,95%.
Berdasarkan data Global Islamic Economy Indicator (GIEI) Indonesia berada di urutan 10 atau 11 dalam hal keuangan syariah sejak 2016 hingga 2018. Posisi pertama adalah Malaysia yang udah jauh lebih maju. Disusul dengan UAE, Bahrain, Saudi Arabia, Oman, Jordan, Qatar, Pakistan, dan Kuwait. Begitupula pada posisi Islamic Finance Indonesia berada di urutan 10 pada tahun 2018.
Ada banyak tantangan yang dihadapi oleh industri syariah. Literasi yang belum begitu baik diikuti dengan sebagian persepsi yang keliru. Seperti menganggap kalo industri syariah ini kuno atau ketinggalan jaman. Dan produk syariah yang ga kekinian, dimana fitur serta fasilitasnya ngga lebih maju dibandingin dengan fitur yang konvensional.
Tapi sebenernya Keinginan masyarakat terhadap produk keuangan syariah cukup besar hanya saja keterbatasan produk yang tersedia. Berdasarkan survei yang dilakuin oleh LSI Denny JA masyarakat yang pro terhadap NKRI Syariah juga mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2005 yang pro sebesar 4,6%, kemudian meningkat menjadi 7,3% tahun 2010, meningkat menjadi 9,8% pada tahun 2015, hingga pada tahun 2018 meningkat sebesar 13,2%.
Potensi yang besar untuk keuangan syariah ini seharusnya bisa dimanfaatin sebesar-besarnya. Pemerintah sendiri sudah berupaya dengan membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Berdasarkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 yang disusun oleh Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional visi dari keuangan syariah Indonesia adalah menjadi Pusat Ekonomi Syariah Terkemuka Dunia.
Lahirnya industri keuangan syariah baru harus didukung secara bersama. Dalam upaya mencapai yang dicita-citakan dalam masterplan ekonomi syariah tersebut. ALAMI sebagai bagian dari industri financial technology hadir untuk bersama memajukan keuangan syariah.
Dengan memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang secara pesat ALAMI berupaya menghubungkan masyarakat dengan berbagai akses keuangan syariah. Sehingga menjadi terasa mudah danb cepat karena menggunakan internet.
Harapannya keuangan syariah di Indonesia bisa menjadi pusat keuangan syariah global. Hal itu melihat dari segala potensi yang ada. Yang memang perlu momentum untuk dibangunkan dan digerakkan secara bersama dengan cara bermitra dan bekerja sama satu sama lain. Yuk kita majukan keuangan syariah di Indonesia bersama dengan ALAMI.
Referensi
- Masterplan Ekonomi Syariah 2019 – 2024. Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional.
- Perusahaan Fintech Lending Berizin dan Terdaftar di OJK. OJK.
- Rahayu, Nining. 2018. OJK: Kebutuhan Kredit UMKM Rp1.700 Triliun Per Tahun.
- Snapshot Perbankan Syariah Indonesia. OJK.