Data pribadi merupakan sesuatu yang bersifat rahasia dan harus selalu terjaga. Di era digital dan serba elektronik seperti saat ini, penggunaan data pribadi secara ilegal atau kebocoran data menjadi permasalahan yang serius.
Kebocoran data atau data leakage adalah ketika data-data pribadi yang sangat penting bisa diakses oleh pihak lain di luar pemiliknya. Kebocoran data bisa dalam berbentuk fisik maupun berbentuk digital.
Kebocoran data pribadi bisa digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingannya masing-masing. Tetapi, pihak yang merasa dirugikan adalah pemilik data pribadi. Oleh karena itu penting bagi kita, di era digital saat ini untuk menjaga kerahasiaan data pribadi kita agar tak digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengatakan ada tiga hal yang menyebabkan kebocoran data pribadi terjadi. Pertama, tata kelola perlindungan data pribadi yang disediakan oleh platform-platform elektronik.
Tidak bisa dipungkiri, di era serba teknologi saat ini banyak bermunculan platform-platform yang memudahkan kegiatan sehari-hari, mulai dari belanja, beli makanan, transportasi hingga transaksi keuangan. Penggunaan platform – platform digital tersebut tentunya membutuhkan data pribadi untuk membuat akun pengguna.
Kedua, penyebab kebocoran data pribadi menurut Kemkominfo adalah Sumber Daya Manusia (SDM) atau ketidaksengajaan manusia (Human Error). Bisa jadi adanya kesalahan yang dilakukan saat mengolah data di berbagai platform sehingga menyebabkan kebocoran.
Ketiga, penyebab kebocoran data pribadi adalah sisi teknologi yang digunakan platform-platform elektronik, atau biasa disebut dengan Malware (Malicious Software). Malware adalah program untuk merusak dan menyusup sistem komputer. Penyusupan terjadi melalui email, download internet, atau program yang terinfeksi.
Oleh karena itu perlu kehati-hatian mengakses website yang terlihat mencurigakan atau membuka email dari pengirim yang tidak dikenal. Keduanya menjadi metode populer untuk menyebarkan malware, sehingga data security menjadi lemah dan berpotensi bocor.
Risiko Kebocoran Data
Kebocoran data pribadi tentunya terjadi dengan risiko-risiko yang akan ditimbulkan. Mulai dari pemalsuan data pribadi untuk kepentingan tertentu hingga pencurian akses finansial. Berikut ini empat risiko kebocoran data pribadi yang bisa saja menimpa siapa saja:
- Pembobolan Rekening Keuangan
Kebocoran data pribadi bisa digunakan untuk membobol rekening keuangan. Ini biasanya dilakukan lewat manipulasi secara sosial dengan mengelabui korban. Misalnya, pelaku dapat mengirim e-mail disertai pesan genting atau manipulatif supaya korban membeberkan data pribadi dan informasi layanan bank pada suatu link atau lampiran.
- Penyalahgunaan Data Pribadi
Risiko kebocoran data pribadi selanjutnya bisa digunakan untuk penipuan berupa pinjaman online (pinjol) ilegal. Modus ini dilakukan oleh orang lain yang berpura-pura sebagai pemilik data asli.
Korban pemilik data pribadi yang asli bahkan tidak tahu data pribadinya digunakan oleh pelaku untuk pinjaman online. Korban pencurian data pribadi untuk pinjol ilegal ini tak hanya mengalami kerugian finansial, juga kerugian psikologis, karena harus berurusan dengan hukum.
- Sering Menerima Spam
Risiko yang diterima oleh korban kebocoran data pribadi selanjutnya adalah sering menerima pesan spam yang bertubi-tubi dengan isi pesan yang tidak jelas. Pesan spam ini tidak jarang bisa berujung penipuan, dan membuat penerimanya terganggu.
- Profiling
Kebocoran data yang digunakan untuk profiling, korban sasaran iklan atau kampanye tertentu. Tujuannya adalah untuk mengubah pandangan dan cara berpikir korban. Misalnya untuk kampanye politik untuk mengubah pandangan politik seseorang menjelang pemilu. Contoh yang sudah terjadi adalah kekacauan politik Amerika, Brexit dan Arab Spring.
Menghindari Kebocoran Data
Sejumlah pakar siber memberikan saran dan tipsnya untuk menghindari kebocoran data. Berikut ini lima tips menghindari kebocoran data yang bisa dilakukan oleh pengguna aplikasi atau software secara mudah:
- Teliti dalam Menggunakan Data
Setiap pengguna aplikasi platform harus teliti dan mempunyai standar masing-masing dalam menggunakan data – data mereka saat dibagikan ke pihak lain. Pengguna bisa menanyakan ke pihak platform atau aplikasi mengenai tujuan permintaan data-data tersebut.
- Kenali Modus Pelaku Pencurian Data
Para pembobol data pribadi biasanya menggunakan tiga cara, yaitu phishing. Pelaku pencurian data akan mengirimkan link tertentu ke calon korban dan memintanya untuk membuka link tersebut. Ternyata, link tersebut palsu. Link ini dibuat sedemikian rupa mirip dengan situs resmi dari perusahaan tertentu yang terkait dengan korban.
Modus selanjutnya ada social engineering yang pernah dibahas di artikel sebelumnya. Dan yang ketiga adalah password guessing atau menebak-nebak data password di akun pribadi korban.
- Gunakan Password yang Aman
Jangan gunakan password yang mudah ditebak oleh pencuri data. Misalnya kombinasi tanggal lahir. Password yang aman harus menggunakan kombinasi huruf kapital di awal, simbol dan angka.
- Verifikasi Dua Langkah
Lakukan verifikasi dua langkah atau two step verification di berbagai akun digitalmu. Ada alat yang disediakan oleh google untuk melakukan verifikasi dua langkah ini yakni Google Authenticator.
- Jangan Teralihkan
Ada beberapa celah yang bisa dimanfaatkan pencuri data kepada korban. Celah yang mungkin bisa terjadi yaitu pengguna yang tidak teliti. Korban biasanya tidak memeriksa ulang lagi dan langsung percaya terhadap email, chat atau telepon yang diterima.
Pengguna yang sudah teredukasi pun bisa saja menjadi korban. Mereka bisa menjadi sasaran pencuri data karena sedang teralihkan.
Misalnya, kamu seorang ibu rumah tangga yang sedang repot mengurus anak tiga orang di rumah, di saat ada seseorang menelepon, chat, atau mengirim email, semua data pribadimu diberikan semuanya. Hal ini karena korban ingin cepat beres urusannya dengan pihak penelepon tersebut karena sedang sibuk dengan urusan yang lain.
Itulah informasi tentang kebocoran data pribadi yang saat ini sedang marak. Selalu jaga kerahasiaan data pribadimu agar terhindar dari tindak kejahatan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sama halnya dengan menjaga data pribadimu agar tetap aman, jaga juga aset dan keuanganmu untuk lebih baik di masa depan. Kembangkan dana dan asetmu di platform aman dan terpercaya serta berprinsip kaidah syariah, di peer to peer funding syariah dari ALAMI.
Dapatkan imbal hasil atau ujrah setara dengan 14-16% pa. Unduh aplikasinya di